ATM (Anjungan Tunai Mandiri atau Automatic Teller Machine) sebagaimana pada penemuan teknologi lain, penemuan ATM juga didasarkan pada karya sejumlah penemu. Di sini kita harus menyebut sedikitnya tiga nama, yakni Luther Simjian, John Shepherd-Barron, dan Don Wetzel.
Seperti ditulis Mary Bellis di About.com, pada tahun 1939 Simjian mematenkan satu prototipe awal ATM yang kemudian terbukti kurang sukses. Ada juga yang berpendapat, orang Skotlandia bernama James Goodfellow adalah pemegang paten paling awal (1966) ATM modern dan John D White (dari Docutel) di Amerika Serikat juga sering disebut sebagai penemu desain ATM tegak mandiri (free standing) pertama.
Tahun 1967, John Shepherd-Barron menemukan dan memasang sebuah ATM di satu Bank Barclays di London. Setahun kemudian (1968), Don Wetzel menemukan ATM buatan Amerika. ATM baru menjadi bagian penting perbankan mulai dekade 1980-an.
Mesin ”lubang di tembok”
Dari
kilasan riwayat di atas, orang mengakui Simjian adalah sosok yang
mendapat ide untuk menciptakan apa yang disebut sebagai ”mesin lubang di
tembok” yang memungkinkan nasabah melakukan transaksi finansial.
Pada
tahun 1939, Simjian mengajukan 20 paten terkait dengan penemuan ATM
dan melakukan uji coba lapangan terhadap mesin temuannya di bank yang
kini dikenal sebagai Citicorp. Hanya saja, setelah enam bulan, bank
tempat uji coba melaporkan bahwa yang tertarik pada mesin itu sedikit
saja sehingga penggunaannya pun dihentikan.
Riwayat
hidup Luther Simjian (1905-1997) juga tak kalah menarik. Penemu
kelahiran Turki, 28 Januari 1905, ini belajar ilmu kedokteran, tetapi
yang jadi minat sepanjang hidupnya adalah fotografi. Tahun 1934,
Simjian pindah ke New York.
Kini,
Simjian dikenal sebagai penemu Bankmatic ATM meski penemuan besar
pertamanya yang bernilai komersial adalah terkait dengan kamera.
ATM modern
Dari
riwayat di atas kita tahu bahwa lebih dari seperempat abad setelah
kegagalan mesin Simjian, muncul mesin yang dipelopori oleh John
Shepherd-Barron yang kemudian dianugerahi bintang Order of the British
Empire tahun 2005. Mesin ini menerima voucher sekali pakai dan
mengeluarkan amplop yang berisi uang 10 pound.
Adapun
nomor pengenal diri (personal identification number/PIN) yang kita
kenal sekarang ini mulai muncul pada karya James Goodfellow. PIN
dimaksudkan untuk membatasi akses ke akun nasabah. Sebelum tiba pada
PIN, Goodfellow sempat menjajaki metode identifikasi lain, termasuk
sidik jari, pengenalan suara, dan pola retina (Melihat riwayat ini, PIN
menjadi pilihan. Namun, kini PIN justru dilihat sebagai salah satu
titik rawan).
Lalu
apa sumbangan Donald Wetzel? Ahli dari Docutel Corp yang berbasis di
Texas ini mengembangkan ATM berjaringan pertama, yang dikenal sebagai
Docuteller, tahun 1968. Tahun 1969, Chemical Bank of New York mulai
menggunakan teknologi ini, yang lalu dipatenkan pada tahun 1973.
Apabila
tahun 2006 sudah 1,5 juta mesin ATM digunakan di seluruh dunia, kini
dengan industri perbankan yang makin meluas dipastikan jumlah ATM sudah
meningkat pesat.
Hanya
saja, meluasnya penggunaan ATM disertai pula dengan berkembangnya
kejahatan. Pembajakan identitas nasabah yang dikenal dengan skimming,
oleh pakar pencurian identitas, Robert Siciliano, dalam artikelnya
(9/9/2009, Goodreads Inc) menjadi salah satu kejahatan dalam industri
keuangan yang berkembang paling cepat. Laporan Asosiasi Industri ATM
melaporkan, di seluruh dunia setiap tahunnya ada kehilangan senilai 1
miliar dollar AS dari penyalahgunaan kartu kredit dan kejahatan
elektronik terkait dengan ATM.
Skimming
dapat terjadi melalui sejumlah cara. Yang paling umum adalah ketika
penjaga toko mengambil kartu pelanggan dan menggeseknya dengan alat yang
mengopi informasi dari lajur magnetik kartu. Pencuri juga bisa mengopi
data pada kartu kosong atau kartu ”putih”.
Di
ATM tanpa penjagaan, alat pencuri identitas ini bisa terpasang tanpa
disadari oleh nasabah bank. Selain alat yang disebut skimmer ini, ada
pula kamera tersembunyi.
Dialektika teknologi
Pada era yang diliputi pelbagai tantangan ini, pihak bank tentu saja wajib meningkatkan pengamanan ATM. Namun, di pihak nasabah, peningkatan kewaspadaan pun harus menjadi sikap baru.
Di ATM,
nasabah harus mengamati apakah ada alat skimming yang biasanya
menonjol (lebih besar sedikit) dari selot normal. Manakala melihat ada
hal yang mencurigakan, nasabah sebaiknya mengurungkan penggunaan ATM
dan melapor kepada otoritas terkait.
Sambil
menunggu lahirnya kartu baru berteknologi chip yang lebih aman, yang
sering disebut sebagai smart card, pengguna ATM kini dihadapkan pada
tantangan baru. Tantangan ini muncul karena rupanya alat skimming
dewasa ini dijual secara leluasa.
0 comments:
Post a Comment